HEADER 336x280

MASALAH MASALAH DA’WAH

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280

Da’wah sebagai suatu aktifitas yang diridhai Allah SWT selalu menghadapi tantangan-tantangan dari musuh-musuh Islam. Tantangan itu sendiri merupakan realisasi adanya pergulatan antara Haq dan Bathil yang tetap berlangsung di alam semesta.

1.      Da’wah menghadapi “Kejiwaan Manusia” (an nafsul basyariyah) dengan semua atributnya.

Jiwa manusia memiliki perangkat-perangkat yang istimewa. Disana ada tabiat yang mengungkungnya, ada kecenderungan-kecenderungan yang merupakan interaksi dengan alam sekitar, ada ghariezah (instink ) sebagai bawaan fitrahnya dan syahwat yang sering menjerumuskannya pada perbuatan negatif.
Da’wah membimbing dan memimpin jiwa untuk tunduk pada syariat Allah. Menumbuhkan dan mengembangkan tabiat yang baik  dari objek da’wah, dan memandulkan sifat-sifat buruknya. Da’wah mengarahkan kecenderungan (muyul) agar tertuju pada yang diridhai Allah. Ia memenuhi kebutuhan ghariezah sesuai hidayah Allah. Pendek kata, da’wah menuntun jiwa mencapai kesempurnaan, hingga mencapai derajat nafsul muthma’innah.

“Demi jiwa serta penyempurnaanya. Maka Kami ilhamkan pada jiwa itu jalan fujur (kefasikan) dan jalan taqwa. Maka sungguh beruntung mereka yang mensucikan jiwanya. Sungguh merugi mereka yang mengotori jiwanya”. (91 : 7 – 10)

Penyempurnaan jiwa manusia menjadi aktifitas utama da’wah Islam. Karena perubahan suatu ummat (bangsa) hanya akan dicapai melalui perubahan kejiwaan. Jiwa-jiwa yang statis dari suatu masyarakat akan menenggelamkan masyarakat itu dalam kejahilan. Perubahan kejiwaan adalah syarat mutlak menuju masyarakat yang lebih baik.

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum hingga mereka merubah kondisi kejiwaan pada diri mereka sendiri”. (13 : 11)

Sesungguhnya daya tarik jahiliyah dewasa ini begitu kuat. Orang mudah sekali terjerumus dalam lumpurnya. Segala jalan menuju kemurkaan Allah tersedia dikanan dan kiri kita, fasilitas kebatilan mudah dijangkau di mana saja. Sedangkan untuk menuju ridha Allah, rintangan dan gangguan selalu menanti, menyurutkan orang-orang berpribadi lemah untuk terus maju. Jiwa yang dikendalikan syahwat amat gandrung pada kondisi ini. Akibatnya perbaikan jiwa (tadzkiatun nafs) sangat sulit dilakukan.

2.      Da’wah Menghadapi Masa-masa Penyelewengan (nhiraf I’ushur) dan Sejarah yang Berkabut.

Kita berhadapan dengan ummat produk masa lampau yang berkabut. Sejarah kaum muslimin di abad kit a ini adalah sejarah kelemahan, kekalahan dan kebodohan.
Sejak ditinggalkan Rasulullah SAW dan khulafaur Rasyidin, ummat kita bergolak. Pasang surut perjuangan da’wah berlangsung. Terkadang kaum muslimin diatas angin dan musuh-musuhnya bertekuk lutut. Tak jarang  pula kita berada dibawah kendali musuh.

“Kemenangan dan kekalahan (al ayam) itu Kami pergilirkan ditengah-tengah manusia”.(3 : 142)

Kini kenyataaan pahit mau tak mau harus kita telan. Sebagian besar ummat Islam terbawa arus musuh. Menyerah sebelum bertarung. Rela menjadi instrumen kufar dan bahkan berani melawan agamanya sendiri.


Masa-masa penyelewengan ditandai dengan munculnya 4 hal :
Pertama :
Penguasa-penguasa diktator (raja-raja dzalim) menindas kaum muslimin. Mereka itu mengaku Islam tetapi tidak melaksanakan Hukum Allah dan memerintahkan bertentangan dengan Al Qur’an dan As Sunnah.
Kedua :
Ajaran Islam yang dirasuki penyakit (dukhnun) dengan munculnya bid’ah,  khurafat dan kemusyrikan yang tidak disadari. Filsafat Yunani menjadikan Dien semata bersifat keilmuan dan alat perdebatan. Tasawuf dan Tarekat memandulkan semangat jihad ummat Islam.
Ketiga :
Munculnya penyeru-penyeru ke neraka jahannam dari kalangan kaum muslimin sendiri. Orang-orang yang diperalat kaum kufar untuk menyebar luaskan racun yang membunuh ummatnya sendiri. Berbagai virus ideologi ditelan mentah-mentah oleh generasi muda Islam yang menyebabkan mereka merasa asing dan benci pada Islam.
Keempat :
Ditinggalkannya syari’at Islam. Mulai yang bersifat kolektif (umum) sampai bersifat pribadi. Orang-orang Islam meninggalkan pemerintahan Islam, mencopoti satu persatu hukum peradilan Islam, melepaskan sedikit-demi sedikit kewajibannya. Saat ini sampai pada kondisi dimana umat Islam menganggap sholat tiang dienullah ini bukan kewajiban. Ummat Islam yang demikian banyaknya itu barangkali kurang seperlimanya saja melaksanakan Sholat dengan baik, selebihnya terseret pada ombak jahiliyyah dan meninggalkan kewajiban asasi itu.
Dalam hadist shohih Bukhori dan muslim, Hudzaifah bercerita tentang nubuwwat Rasulullah dalam peristiwa sejarah ini.
“Kata Hudzaifah: “Orang-orang umumnya bertanya pada Nabi SAW tentang khair (kebaikan dan fashilat-fadhilat) sedangkan aku bertanya pada beliau tentang syar (keburukan) karena khawatir menimpaku. Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, dahulu kami dalam keadaan  jahiliyyah serta keburukan, kemudian Allah mendatangkan kebaikan (Islam) ini kepada kami, apakah setelah kebaikan ini ada keburukan?”. “Benar”, jawab Rasulullah SAW. Aku tanya lagi, “Apakah setelah keburukan itu ada kebaikan lagi?”, Beliau menjawab, “Ya, tetapi didalamnya ada dukhnun (penyakit), Aku berkata, “Apakah penyakitnya wahai Rasulullah?”. “Kaum yang bersunnah bukan dengan sunnahku, dan memberi petunjuk bukan dengan petunjukku. Kamu kenali mereka, dan kamu ingkari”, jawab Beliau. Aku bertanya lagi, “Apakah setelah kebaikan yang seperti itu ada keburukan lagi?”. Jawab Rasulullah SAW, “Ya, Benar, Muncul penyeru-penyeru ke neraka jahannam. Barang siapa yang menyambut seruan mereka pasti masuk kedalam neraka”, Aku bertanya ; “Bagaimana pendapat Anda jika saya menjumpai peristiwa itu?”. Kata Beliau, “Berkomitmenlah kamu pada jama’ah muslimin dan imam mereka”. Aku tanya lagi; “Bagaimana jika seandainya kaum muslimin tak punya jama’ah atau imam?” Rasulullah menjawab; “Tinggalkanlah kelompok-kelompok yang bertikai. Meskipun kamu harus menggigit akar pohon kayu sampai kamu mati itu lebih baik bagimu”.
Hadist diatas kini tengah menjadi kenyataan, Kita berada pada saat seruan-seruan ke neraka jahannam itu mengepung kita. Setiap detik kita mendengar ajakan kebathilan dan panggilan pada kesesatan.
Disamping itu, kaum muslimin di seluruh pelosok dunia dikuasai oleh pemerintah kafir atau orang-orang Islam yang loyal dengan musuh. Kita mewarisi ajaran yang menyebabkan ummat ini terpilah-pilah, bercerai berai, ogah bersatu, dan susah diatur. Kita melihat saudara-saudara kita sesama muslim melalaikan dan meninggalkan perintah Allah untuk kemudian bersikap dan bertingkah laku seperti si kafir yang menjadi idola mereka.

3.      Da’wah Menghadapi Ummat Yang Rusak Akibat Penjajahan.

Dalam abad kesembilanbelas dan awal abad keduapuluh kaum muslimin mengalami getirnya dijajah oleh bangsa-bangsa Barat. Penjajahan di berbagai belahan dunia Islam telah berhasil membuat masa depan ummat porak poranda.
Mentalitas bangsa jajahan menghias pribadi-pribadi di kaum muslimin, penjilat musuh-musuh Allah itu. Mereka mengguncang akidah kaum muslimin sehingga tidak percaya dengan Islam. Mereka menjajakan nasionalisme dan sekularisme produk penjajahan itu ebagai alternatif menuju “kemajuan”. Ummat Islam disuapi dengan budaya-budaya jahiliyyah yang ditransfer dan diberi merek “toleransi”, “tuntutan zaman”, “identitas modern”, “kemajuan teknologi”, dan sebagainya.
Penjajahan tidak begitu saja meninggalkan kaum muslimin dalam keadaan merdeka dengan tegaknya keyakinan mereka. Penjajahan telah berubah bentuk. Belenggu fisik telah berakhir, tetapi mental dan moral ummat ini tetap dalam dominasi mereka. Cengkraman pemikiran jahiliyyah sangat dalam menghujam pada jiwa dan pemikiran kaum muslimin. Tingkah laku dan karya kaum muslimin dipengaruhi oleh keadaan ini.
Penjajahan juga mendidik sebagian generasi muda Islam untuk berpikir Islam sesuai dengan versi mereka. Muncullah intelektual-intelektual yang berkicau tentang Islam, tetapi menyalahi pola Qur’an atau Sunnah. Media massa yang dipelopori kaum kufar mempopulerkan manusia berpikir sekuler ini. Opini ummat Islam berada pada kunkungan mereka. Akibatnya, perjuangan ummat Islam selalu kandas ditelan kejahilan ummat yang mereka arahkan.
Penjajahan juga menggelapkan sejarah perjuangan ummat Islam dan memulaskannya dengan nama perjuangan nasional, pembela tanah air, atau penegak pemikiran nenek moyang. Generasi ummat ini tidak mengenal lagi masa lalu mereka, sehingga tak ada sedikitpun kebanggaan  terhadap Islam dan perjuangan umatnya. Sungguh banyak pemuda-pemuda kita yang jahil tentang sejarah negeri-negeri kaum muslimin, memperkosa wanita-wanita mereka, menghisap kekayaan mereka dan berbagai kejahatan lainnya.
Kaum muslimin yang setia dan tunduk pada bangsa kufar bagaikan mayat hidup yang tak lagi memiliki gairah dan kemauan. Teramat lemah serta tak lagi diperhitungkan oleh musuh-musuhnya. Persis keadaan Bani Israil ketika dicengkeram Mesir Fir’aun.

“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang keluar dari negeri mereka sedang mereka beribu-ribu jumlahnya karena takut mati; maka Allah berfirman kepada mereka, “Matilah kamu”. Kemudian Alah menghidupkan (semangat) mereka; sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur”. (2 : 243)
Kita dengan da’wah ini mesti menghadapi mereka, menghidupkan ruhul jihad mereka yang telah lama lenyap. Menggairahkan api perlawanan mereka terhadap kebathilan, dan memperbaiki keadaan mereka baik phisik maupun moral.

4.      Da’wah Menghadapi Kekuatan-kekuatan Internasional yang Hebat.

Musuh-musuh kita menyadari bahaya Islam bagi kedudukan mereka. Segala bentuk strategi dan rancangan mereka persiapkan untuk memerangi Dienullah dan ummatnya. Mereka bersatu menghadapi Islam dan perang total mereka canangkan. Perang total bukanlah sekedar bedil dan meriam, peluru dan mesiu, tetapi perang dengan ekonomi dan pemikiran.
Segala sarana yang mereka miliki diarahkan untuk membumi hanguskan masa depan kita. Mereka membiarkan kita sepanjang kita mau dengan setia menjadi budak mereka. Senjata-senjata mereka todongkan dihadapan hidung kita, siap ditarik picunya dengan ancaman Menjadi budak at au mati”. Sebagian besar kaum muslimin mengangguk dan menyerah lantas bersedia diperbudak. Sebagian  kecil menolak yang akibatkan mereka di azab dan disiksa musuh dengan teramat keji.
Lihat sikap Yahudi terhadap saudara-saudara kita di Palestina. Dunia mendukung Yasser Arafat. Karena dia bersedia main mata dengan musuh. Sementara itu, perjuangan Intifadhah yang didukung oleh para Mujahid yang sebenarnya dihalang-halangi, tidak dipublikasikan, dan dijelek-jelekkan di mata dunia.
Perhatikan pula sikap dunia terhadap perjuangan kaum muslimin Afghanistan. Para Mujahidin yang telah menguasai hampir keseluruh negeri itu tidak diakui dunia sebagai suatu negara yang berdaulat.
Sejarah mencatat, bagaimana lalainya ummat Islam terhadap penderitaan kaum muslimin yng dimusuhi dimana-mana. Ummat Islam Patani yang selelu dikejar-kejar, saudara kita di Moro (Philipina) yang terus menerus diperangi, saudara kita di syria yang dibantai oleh penguasanya yang zalim. Kaum muslimin di Mesir, Maurrtania, Somalia, Sudan dan negeri-negeri lainnya yang menjadi bulan-bulanan kaum kafir.
Bangsa kafir Barat maupun Timur, bersatu untuk menghadapi kebangkitan dunia Islam. Pakta pertahanan Atlantik Utara (NATO) sewaktu-waktu bisa saja bergabung dengan blok-blok Komunis (WARSAWA), jika yang dihadapinya adalah perjuangan Ummat Islam. Mereka takut kaum Muslimin berhasil mendirikan Khilafah Islamiah, mereka khawatir kaum muslimin menegakkan syariat Allah di bumi ini.
Jahiliyyah memerangi da’wah Islamiyyah lengkap dengan sarana-sarananya yang canggih. Seluruh kekuatan mereka bergabung berpadu menjadi satu, sementara kaum muslimin lemah dan tidak berdaya.

“Mereka tiada henti-hentinya memerangi kamu hingga kamu kafir dari dien kamu, seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad diantara kamu dari diennya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan akhirat. Dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal didalamnya”. (2 : 217) 
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "MASALAH MASALAH DA’WAH "

Posting Komentar