ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Ketahuilah bahwa bangun malam itu adalah sukar kepada manusia, kecuali orang-orang yang telah memperoleh taufiq untuk bangun, dengan syarat-syaratnya yang memudahkan baginya, lahir dan batin. Syarat lahir ada empat perkara :
Pertama, tidak membanyakkan makan dan minum. Membanyakkan makan dan minum akan membanyakkan tidur dan memberatkan bangun. Sebagian guru-guru berdiri diatas meja makan tiap-tiap makan, seraya berkata : “murid-murid sekalian! Janganlah kamu makan banyak lalu kamu minum banyak, maka tertidurlah kamu banyak lalu kamu memperoleh banyak penyesalan ketika mati!”
Kedua, tidak meletihkan dirinya pada siang hari dengan pekerjaan-pekerjaan yang memayahkan segala anggota badan dan melemahkan urat-urat syaraf. Kerna itu pun merangsang kepada tidur.
Ketiga, tidak meninggalkan tidur pada siang hari karena tidur siang hari itu sunat menolong bangun malam.
Keempat, tidak mengerjakan perbuatan dosa pada siang hari karena demikian itu mengesatkan hati dan menghambat diantara hati dan sebab-sebab memperoleh rahmat.
Adapun keadaan batin yang memudahkan ada empat perkara :
Kesatu, hati selamat dari kedengkian kepada kaum muslimin, selamat dari perbuatan-perbuatan bid’ah dan dari berlebih-lebihan kepaad kepentingan duniawi. Maka orang yang tenggelam, yang mementingkan urusan duniawi, niscaya tiadalah mudah baginya bangun malam.kalaupun ia bangun malam, maka ia tidak terfikir tentang shalatnya, melainkan tentang segala kepentingan duniawinya.
Kedua, ketakutan yang keras, yang membiasakan hati serta pendek angan-angan. Karena sesungguhnya apabila bertafakkur tentang huru-hara hari akhirat dan penderitaan neraka jahannam, niscaya terbanglah tidurnya dan maat sangat takutnya. Sebagimana kata Thaus : “Sesungguhnya mengingati neraka jahannam, menerbangkan (menghilangkan) tidur orang-orang abid.”
Ketiga, mengetahui keutamaan bangun malam dengan mendengar ayat-ayat, hadits-haidts dan atsar-atsar, sehingga meneguhkan harapanm kerinduannya kepad apahala. Lalu membangkitkan keinginan untuk mecari kelebihan dan kegemaran pada segala tingkat sorga.
Keempat, yaitu penggerak termulia ialah cinta kepada Allah dna teguh iman. Ia meyakini bahwa bangunannya itu, ia tidka berkata-kata dnega suatu huruf pun selain bermunajat denga Tuhannya. Tuhan menoleh kepadanya serta menyaksikan apa yang terguris dihatinya. Dan segala durisan itu daripada Allah Ta’ala, adalah ucapan daripada-Nya. Apabila mencintai berkhilwat (bersunyi-sunyi) dengan Dia dan merasa kelezatan bermunajat. Maka dia dibawa olehkelezatan itu kepada lamanya bangun malam. Dan tiada selayaknya kelezatan itu dipandang jauh dari kebenaran sebab dapat dibuktikan oleh akal dan naqal.
0 Response to "Qiyamul Lail"
Posting Komentar